Jumat, 07 Agustus 2015

Wisata Lokal Rasa Internasional


Siapa yang tidak hafal dengan bromo. Tempat wisata satu ini sangat terkenal bahkan hingga ke manca negara. Banyak turis lokal maupun asing berdatangan hanya untuk menikmati indahnya pemandangan dari salah satu gunung berapi yang masih aktif di pulau jawa ini. Beberapa kali juga pernah diadakan acara sekelas internasional yang tentu saja banyak melibatkan turis asing berdatangan ke Indonesia.

2011 saat menjejalkan kaki pertama kali ke bromo, aku menggunakan moda transportasi kereta api. Naik pesawat terbang saat itu cukup repot jika dijadikan pilihan. Selain karena maskapai yang melayani hanya satu dan rutenya juga dimulai dari jakarta. Aku sendiri sedikit kesulitan menyesuaikan waktu jika harus ke jakarta terlebih dahulu. Namun di tahun 2012 bandar udara Abdul Rachamn Saleh yang pada awal dibukanya rute sipil menggunakan terminal di dalam base oprasional Lanud Abdul Rachman Saleh, sekarang sudah menggunakan bandar udara enclave sipil yang terpisah dari base oprasional Lanud. Kini ada pilihan beberapa maskapai yang beroperasi melayani penerbangan menuju bandara ini seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Citi Link dengan rute awal Jakarta.

Banyak hal yang menarik dari kawasan wisata gunung bromo. Salah satunya adalah kawah gunung bromo yang dikelilingi hamparan laut pasir yang memukau. Banyak orang yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat photo preweding. Jangan ditanya lagi, hasilnya pun nampak seperti berphoto dipadang pasir di luar negeri. Untuk sampai dan bisa melihat dari atas puncak kawah kita harus melewati sekitar 300 anak tangga yang dibuat dari beton sehingga mudah dipijaki pengunjung. Ada mitos unik yang menyebutkan jumlah anak tangga yang dihitung setiap orang akan berbeda-beda hasilnya. Entah apa mitosnya tapi aku sendiri mengalami hal tersebut. Jumlah tangga yang kuhitung dengan temenku berbeda. Saat itu rasanya sedikit takut...hehe tapi ah sudahlah namanya mitos, biasanya memang belum tentu kebenarannya. Sebelum menuju kawah bromo ada pure Tengger yang masih sering digunakan sebagai tempat berlangsungnya acara keagamaan. Selain itu pure ini juga aktif digunakan untuk ritual masyarakat asli suku Tengger yang masih dilestarikan yaitu kasada. Kasada adalah upacara pelemparan hasil bumi sebagai persembahan. Upacara biasanya dilakukan setiap akhir atau awal tahun tepat saat bulan purnama. Upacara ini ditujukan untuk meminta hasil panen berlimpah atau meminta tolak bala atas kesembuhan berbagai penyakit.  Selain itu menikmati indahnya matahari terbit dikawasan wisata bromo harusnya menjadi bagian menarik dari perjalananku saat itu. Sayang aku berkunjung diwaktu sore dan cuaca pun berkabut tebal. Aku pun tidak banyak mengabadikan moment-moment tersebut dalam kamera. Selain karena cuaca, kamera ponselku masih jauh dari kata canggih pada waktu itu sehingga jika dipaksakan malah hasilnya luar biasa jelek...hahaha. Alhasil aku hanya menikmati semua dan menyimpannya dalam ingatan. Bagi yang senang mendaki gunung, tracking ke ranukumbolo dan camping beberapa malam disana bisa menjadi alternatif melepas lelah disela-sela rutinitas yang monoton. Salah satu teman yang sering mendaki gunung sering kali mengajakku kesana. Tapi karena keterbatasan perlengkapan juga waktu yang tidak pas aku belum punya kesempatan melakukan perjalanan kesana.

Banyak photografer handal atau orang-orang yang hobi photografi memasukan tempat wisata ini sebagai salah satu list destinasi yang wajib dikunjungi. Banyak sekali photo-photo yang beredar diinternet dan mendunia tentang kawasan wisata satu ini. Bahkan di National Geographic kita bisa menemukan banyak photo-photo tentang bromo. Tidak banyak yang akhirnya terpukau dengan keindahan tempat wisata satu ini karena awalnya mengira photo-photo tersebut diambil bukan di Indonesia.

(Photo kredit : 
http://www.initempatwisata.com/wisata-indonesia/lombok/pesona-menakjubkan-di-pantai-senggigi-lombok/594/)

Tempat wisata semacam bromo bagiku adalah tempat-tempat yang wajib dikunjungi. Pemandangan alam yang asri meninggalkan kesan mendalam untuk kembali ke sini suatu hari. Tidak perlu membandingkan dengan wisata diluar negeri, indonesia yang luas wilayahnya sangat besar tentu menyimpan keaneka ragaman yang justru diminati banyak orang asing. Seperti Lombok yang memiliki beberapa pantai yang pemandangannya menawan dan bersih. Salah satunya pantai Senggigi. Tertarik dengan salah satu photo ketika mencari informasi tentang lombok membuatku sedikit menggebu rasanya untuk bisa berkunjung dan menikmati sunset disana. Karena tidak cukup dibayangkan saja indahnya seperti sekarang tentunya. Mendengar cerita seorang teman yang pernah berkunjung kesana ia sempat mengunjungi sebuah air terjun yang sebelumnya tidak pernah tahu keberadaanya bahkan lebih banyak dikunjungi wisatawan asing dibanding wisatawan lokal saat tiba disana. Serasa liburan diluar negeri katanya.

Jadi kalau ada kesempatan bisa keliling nusantara, lombok adalah salah satu destinasi yang menjadi incaranku pertama. Apalagi sekarang City Link sudah membuka rute baru dari Bandung terbang directly ke Lombok. Dengan akses yang lebih mudah dan cepat waktu yang dihabisakn untuk berlibur dan menikmati wisata alam disana tentu lebih leluasa jadinya.


Sabtu, 01 Agustus 2015

Berkenalan dengan si "Le Chef" dari Spanyol

Cari produk makanan yang cocok untuk hewan peliharaan itu susah-susah gampang. Setiap masing-masing dari mereka punya karakter yang berbeda mengenai kecocokan dengan makanan yang di konsumsi. Dengan aktivitas harianku yang cukup padat, untuk mengolah makanan sendiri terkadang agak sulit. Sedangkan untuk konsumsi jangka panjang terus menerus mengandalkan makanan praktis siap saji (udah kayak fastfood aja) banyak hal yang harus di perhatikan. Seperti untuk jenis dry food yang kadar airnya sangat rendah, konsumsi air minum mereka harus benar-benar di perhatikan. Jangan sampai kurang minum dan efeknya malah mengakibatkan kerusakan pada ginjal.

Harga makanan kucing yang kugunakan hampir setahun ini termasuk kategori murah. Saat beralih dari produk lain yang memang harganya makin meroket saat itu, aku nggak memikirkan apakah kualitasnya terjamin dan lain sebagainya. Yang aku perhatikan saat itu adalah orang-orang banyak menggunakannya dan produknya bisa dibeli repack di petshop. Meski aromanya kuat tapi anak-anak (yang kakinya empat) dirumah seperti sedikit tidak berselera setiap kali menyantap. Padahal protein yang dibutuhkan mereka itu cukup tinggi. Meskipun begitu aku bertahan dengan produk yang kugunakan dengan pertimbangan setidaknya mereka masih mau makan walau tidak setiap kali lahap sampai habis.